Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis kronis di mana tekanan darah pada arteri meningkat secara konsisten. Layaknya air yang mengalir di pipa, tekanan darah menggambarkan kekuatan yang dihasilkan darah saat mendorong dinding arteri. Hipertensi diibaratkan seperti air yang mengalir terlalu kencang, memberikan tekanan berlebihan pada pipa dan berpotensi menimbulkan kerusakan.
Secara umum, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 130/80 mmHg. Angka pertama menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan saat jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Angka kedua menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan saat jantung beristirahat dan terisi darah.
Hipertensi sering dijuluki “pembunuh diam” karena jarang menunjukkan gejala yang jelas. Gejala yang mungkin muncul seperti sakit kepala, pusing, mudah lelah, dan sesak napas, seringkali diabaikan atau disalahartikan sebagai tanda kelelahan biasa.
Namun, di balik ketenangannya, hipertensi menyimpan bahaya tersembunyi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Penyakit jantung koroner: Hipertensi meningkatkan risiko serangan jantung dan angina.
- Stroke: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko stroke hemoragik dan iskemik.
- Gagal ginjal: Hipertensi dapat merusak ginjal, mengganggu kemampuannya untuk menyaring darah dan membuang limbah.
- Kerusakan mata: Hipertensi dapat merusak pembuluh darah di mata, meningkatkan risiko retinopati hipertensi dan glaukoma.
Oleh karena itu, skrining dan monitoring hipertensi sangatlah penting. Skrining adalah pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui apakah seseorang menderita hipertensi. Monitoring adalah pemantauan tekanan darah secara berkala untuk mengontrol efektivitas pengobatan.
Skrining hipertensi direkomendasikan untuk semua orang dewasa, terutama mereka yang memiliki:
- Riwayat keluarga hipertensi
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Kurang aktivitas fisik
- Mengkonsumsi banyak garam
- Merokok
- Mengkonsumsi alkohol berlebihan
- Memiliki diabetes
- Memiliki penyakit ginjal
Monitoring hipertensi dilakukan secara berkala sesuai dengan tingkat keparahan hipertensi dan kondisi kesehatan individu. Dokter akan merekomendasikan frekuensi monitoring yang tepat untuk setiap pasien.
Terdapat beberapa cara untuk memantau tekanan darah di rumah, seperti menggunakan alat tensimeter digital. Pastikan untuk menggunakan tensimeter yang terverifikasi dan mengikuti instruksi dengan cermat.
Pengobatan hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah ke tingkat normal dan mencegah komplikasi. Pengobatan dapat berupa perubahan gaya hidup, seperti:
- Menjaga pola makan sehat
- Menurunkan berat badan
- Meningkatkan aktivitas fisik
- Mengurangi konsumsi garam
- Berhenti merokok
- Mengurangi konsumsi alkohol
Pada beberapa kasus, pengobatan juga memerlukan obat-obatan, seperti diuretik, beta blocker, ACE inhibitor, dan angiotensin II receptor blocker.
Penting untuk diingat bahwa hipertensi adalah penyakit kronis yang memerlukan manajemen jangka panjang. Bekerjasamalah dengan dokter untuk mencapai target tekanan darah yang optimal dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Referensi:
- World Health Organization. (2021). Hypertension. Retrieved from
- American Heart Association. (2021). High Blood Pressure. Retrieved from
- Chobanian, A. V., Bakris, G. L., Black, H. R., Cushman, M. C., Green, L. A., Izzo, J. L., … & Whelton, P. K. (2003). Seventh report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7): JNC 7 recommendations. Hypertension, 41(6), 1072-1092.