Puasa adalah ibadah yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi tidak jarang seseorang mengalami tubuh lemas dan pusing saat menjalankannya. Kondisi ini wajar terjadi, terutama jika tubuh belum beradaptasi dengan perubahan pola makan dan istirahat. Lalu, apa penyebab utama badan terasa lemas dan sering pusing saat berpuasa? Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut.
1. Dehidrasi
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, dan saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan selama lebih dari 12 jam. Kekurangan cairan dapat menyebabkan tekanan darah menurun, mengurangi aliran oksigen ke otak, sehingga menimbulkan rasa pusing dan lemas (Popkin et al., 2010). Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan cairan cukup selama sahur dan berbuka guna mencegah dehidrasi.
2. Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah)
Selama puasa, tubuh tidak menerima asupan makanan selama beberapa jam, yang menyebabkan kadar glukosa dalam darah menurun. Glukosa adalah sumber energi utama bagi otak dan tubuh. Penurunan kadar gula darah dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, bahkan pingsan pada beberapa kasus (Maughan et al., 2010).
3. Penurunan Tekanan Darah
Tekanan darah dapat menurun selama puasa karena kurangnya asupan cairan dan garam. Tekanan darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan pusing, terutama saat berdiri atau beraktivitas. Menurut studi oleh Kaplan (2013), tekanan darah rendah sering kali menjadi penyebab utama kelelahan dan rasa lemas saat puasa.
4. Kurang Tidur dan Kelelahan
Perubahan pola tidur akibat sahur dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang berperan dalam mengatur energi dan kewaspadaan. Kurang tidur dapat menyebabkan tubuh merasa lemas dan sulit berkonsentrasi selama aktivitas sehari-hari (Hirshkowitz et al., 2015). Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang cukup sangat disarankan agar tubuh tetap bugar selama puasa.
5. Efek Putus Kafein
Bagi individu yang terbiasa mengonsumsi kafein dalam bentuk kopi atau teh setiap hari, menghentikan konsumsi secara mendadak saat puasa dapat menyebabkan gejala putus kafein. Gejala ini meliputi sakit kepala, lemas, dan sulit berkonsentrasi (Juliano & Griffiths, 2004). Untuk mengurangi efek ini, disarankan mengurangi konsumsi kafein secara bertahap sebelum memasuki bulan puasa.
6. Pola Makan yang Tidak Seimbang
Mengonsumsi makanan yang tinggi gula saat berbuka dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang diikuti oleh penurunan drastis, yang memicu hipoglikemia reaktif. Hal ini dapat membuat tubuh terasa lemas dan kurang bertenaga. Sebaliknya, memilih makanan dengan indeks glikemik rendah dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil lebih lama (Ludwig, 2002).
Cara Mengatasi Lemas dan Pusing Saat Puasa
Untuk menghindari rasa lemas dan pusing selama puasa, beberapa langkah berikut dapat diterapkan:
- Penuhi Kebutuhan Cairan: Pastikan minum air minimal 8 gelas sehari antara berbuka dan sahur.
- Konsumsi Makanan Bergizi: Pilih makanan dengan karbohidrat kompleks, protein, dan serat agar energi bertahan lebih lama.
- Tidur yang Cukup: Usahakan tidur yang cukup dan berkualitas agar tubuh tetap segar.
- Kurangi Konsumsi Gula Berlebihan: Hindari makanan dengan kadar gula tinggi yang dapat menyebabkan lonjakan dan penurunan kadar gula darah secara drastis.
Solusi Tambahan: Vitamin Booster di Medizen Clinic
Jika Anda tetap merasa lemas dan membutuhkan tambahan energi selama puasa, Medizen Clinic menyediakan layanan Vitamin Booster yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dan mengurangi kelelahan. Beberapa pilihan Vitamin Booster yang tersedia antara lain:
- Vitamin C Booster – Menjaga daya tahan tubuh selama puasa.
- Immune Booster – Meningkatkan imunitas dan stamina.
- Ultra Booster – Menjaga energi dan kesehatan tubuh.
- Holistic Booster – Memberikan manfaat menyeluruh untuk kebugaran tubuh.
- Hangover Breaker – Membantu pemulihan tubuh dari kelelahan.
- Maag’nificent Shot – Solusi bagi yang mengalami gangguan lambung saat puasa.
Layanan ini juga tersedia home service, sehingga Anda dapat menerima perawatan tanpa harus keluar rumah. Promo terbatas berlaku hingga 28 Maret 2025. Segera booking layanan Vitamin Booster di Medizen Clinic untuk menjalani puasa dengan lebih sehat dan bugar!
Referensi:
- Hirshkowitz, M., Whiton, K., Albert, S. M., Alessi, C., Bruni, O., DonCarlos, L., … & Croft, J. B. (2015). National Sleep Foundation’s sleep time duration recommendations: methodology and results summary. Sleep Health, 1(1), 40-43.
- Juliano, L. M., & Griffiths, R. R. (2004). A critical review of caffeine withdrawal: empirical validation of symptoms and signs, incidence, severity, and associated features. Psychopharmacology, 176(1), 1-29.
- Kaplan, N. M. (2013). Clinical hypertension. Lippincott Williams & Wilkins.
- Ludwig, D. S. (2002). The glycemic index: physiological mechanisms relating to obesity, diabetes, and cardiovascular disease. JAMA, 287(18), 2414-2423.
- Maughan, R. J., Leiper, J. B., & Shirreffs, S. M. (2010). Factors influencing the restoration of fluid and electrolyte balance after exercise in the heat. British Journal of Sports Medicine, 38(3), 231-238.
Popkin, B. M., D’Anci, K. E., & Rosenberg, I. H. (2010). Water, hydration, and health. Nutrition Reviews, 68(8), 439-458.