Skip to main content

“Ada beberapa jenis sumber polusi udara yang jarang diketahui, salah satunya adalah garam laut. Adapun, garam laut adalah emisi laut alami yang terbentuk karena angin di permukaan laut.”

Belakangan ini kualitas udara di Jakarta berada dalam kategori tidak sehat akibat polusi udara. Bahkan sampai Selasa (24/10/2023) pagi, berdasarkan data IQAir, udara Ibu Kota masih tidak sehat dengan tingkat polusi 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB.

Untuk tingkat konsentrasinya, jenis polutan terbesar dalam udara Jakarta adalah PM2.5 sebesar 93,2 µg/m³ atau setara dengan 18.6 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Tak cuma kualitas udara yang menurun, dalam tiga bulan ini, kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) juga menjadi sorotan seiring kenaikan kadar polusi.

Tujuannya untuk melengkapi studi yang sudah ada mengenai polusi PM2.5 dan potensi penyakit pernapasan sekaligus membuka wawasan tentang dampak polusi PM2.5 terhadap risiko penyakit pernapasan di wilayah Jabodetabek.

Jenis Sumber Polusi Udara

Polusi udara terdiri atas dua jenis, yaitu polusi berwujud particulate matter seperti PM2.5, PM10 dan berwujud gas seperti O3, SO2, NOx dan CO.  Namun, jenis polutan terbesar dalam udara Jakarta adalah PM2.5

Menurut World Health Organization (WHO), Particulate Matter [PM] adalah polutan dengan ancaman dampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Sebab, jenis polutan ini berdampak dalam memicu penyakit maupun berdampak langsung terhadap beban penyakit yang timbul.

Adapun, PM terbagi menjadi PM10 dan PM2.5, yang terbagi berdasarkan ukuran partikel. Dari kedua ukuran partikel ini, PM2.5 jauh lebih berbahaya terhadap kesehatan. Pasalnya, ukurannya yang sangat kecil sehingga membuat tubuh tidak dapat menyaring partikel halus ini.

Parahnya lagi, polusi PM2.5 dapat masuk ke tubuh melalui paru-paru dan pembuluh darah yang berdampak pada keseluruhan organ tubuh. Sumber polusi udara PM2.5 dapat berasal dari sumber alami dan antropogenik.

Umumnya, sumber PM 2.5 yang paling menjadi perhatian adalah antropogenik. Lantaran sumber ini didominasi oleh pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil hingga biomassa dan sangat berdampak pada kesehatan.

Ketahui lebih lanjut mengenai apa saja penyakit yang terpicu oleh partikel PM 2.5. Simak informasinya dalam artikel: Perlu Tahu, Ini 7 Gangguan Kesehatan yang Dipicu Partikel Polusi PM2.5.

Berdasarkan penelitian Vital Strategies (2019), PM2.5 berasal dari sejumlah sumber dengan komposisi kimiawi yang berbeda dengan sumber berikut menjadi kontribusi polusi PM2.5 di Jakarta:

Data kontribusi polusi PM2.5 di Jakarta

1. Kendaraan bermotor 32-57%

Emisi dari kendaraan bermotor adalah salah satu faktor penyebab polusi udara karena mengandung berbagai jenis zat pencemar.

Zat-zat ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dan memiliki dampak merugikan pada kesehatan. Termasuk kemampuan dan fungsi ginjal yang terganggu sampai ISPA.

2. Pembakaran terbuka 9-11%

Pembakaran terbuka juga menjadi penyumbang polusi PM 2.5 yang berdampak negatif pada kualitas udara. Jenis sumber polusi ini bisa berasal dari bangunan yang melakukan pembakaran dengan asap pekat dalam waktu lama.

Misalnya seperti pembangkit listrik, kilang minyak, fasilitas industri, dan pabrik.

3. Pembakaran batu bara 14%

Saat batu bara dibakar untuk menghasilkan energi seperti listrik atau panas, proses pembakaran menghasilkan emisi gas beracun. Misalnya seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2), serta partikel-partikel kecil.

Polutan ini dapat mencemari udara dan berkontribusi pada polusi udara, yang memiliki dampak merugikan pada kualitas udara, kesehatan manusia, serta lingkungan.

4. Aktivitas konstruksi 13%

Aktivitas konstruksi dapat menjadi penyebab polusi lingkungan. Sebab, kegiata konstruksi membutuhkan berbagai alat berat dan mesin. Keduanya menghasilkan debu, kebisingan, emisi gas beracun, dan limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya.

5. Debu jalan 1-9%

Debu jalan bisa berasal dari beberapa sumber, seperti kendaraan bermotor yang menghasilkan debu saat ban bergerak di atas permukaan jalan. Selain itu, debu yang tertiup angin secara alami juga dapat menjadi penyumbang debu jalanan.

6. Aerosol sekunder 1-16%

Aerosol sekunder terbentuk ketika polutan gas awal seperti sulfur oksida dan nitrogen oksida, mengalami reaksi kimia di atmosfer.

7. Garam laut 1-22%

Garam laut adalah emisi laut alami yang terbentuk karena angin di permukaan laut. Ketika garam laut yang sudah menjadi partikel tertiup angin, maka garam bisa menjadi penyumbang PM 2.5 di udara.

Itulah beberapa jenis sumber polusi udara yang jarang orang ketahui. Mengingat belakangan ini polusi semakin parah, pastikan untuk senantiasa waspada akan tanda-tanda ISPA.

Ketahui lebih lanjut mengenai gejala ISPA yang tidak boleh kamu sepelekan. Simak informasinya dalam artikel: Ini Gejala ISPA yang Tidak Boleh Disepelekan.

Jika kamu atau keluargamu ada yang merasakan gejala sesak napas beserta batuk berkepanjangan dan demam, segeralah periksakan kondisi ke dokter.

 

Artikel ini diambil dari: https://www.halodoc.com/artikel/jenis-sumber-polusi-udara-yang-jarang-diketahui

dr. Bryan John Junior

Graduated from Atma Jaya University, Dr. Bryan is known as a detail-oriented doctor who is dedicated fully to his patients. He consistently offers positive, lasting outcomes to her patients by recognizing their conditions and adapting treatments to their individualized needs.

Leave a Reply