Gas air mata sering digunakan aparat keamanan untuk mengendalikan massa dalam situasi kerusuhan. Meskipun dikenal sebagai “senjata non-mematikan”, faktanya paparan gas air mata tetap bisa menimbulkan risiko kesehatan yang tidak boleh dianggap sepele.
Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata biasanya mengandung senyawa kimia seperti CS gas (ortho-chlorobenzylidene malononitrile) atau CN gas (chloroacetophenone). Zat ini bekerja dengan cara mengiritasi selaput lendir pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru, sehingga menimbulkan rasa sakit, perih, dan ketidaknyamanan yang membuat orang menjauh dari area paparan.
Efek Gas Air Mata pada Kesehatan
- Efek pada mata 👀
- Iritasi, mata berair, penglihatan kabur, dan sensasi terbakar.
- Paparan dekat atau intens dapat menyebabkan kerusakan kornea permanen.
- Iritasi, mata berair, penglihatan kabur, dan sensasi terbakar.
- Efek pada sistem pernapasan 😮💨
- Batuk, sesak, dada terasa tertekan.
- Lebih berbahaya bagi penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
- Batuk, sesak, dada terasa tertekan.
- Efek pada kulit 🩸
- Ruam, rasa terbakar, hingga melepuh pada paparan berkepanjangan.
- Komplikasi serius ❤️
- Paparan intens dapat memicu edema paru (penumpukan cairan di paru) atau memperburuk penyakit jantung dan pernapasan.
- Beberapa laporan kasus juga mengaitkan paparan gas air mata dengan risiko keguguran pada wanita hamil.
- Paparan intens dapat memicu edema paru (penumpukan cairan di paru) atau memperburuk penyakit jantung dan pernapasan.
Mengapa Perlu Waspada?
Paparan gas air mata umumnya menimbulkan efek sementara. Namun, pada populasi rentan seperti anak-anak, lansia, wanita hamil, serta penderita asma dan penyakit jantung, risikonya jauh lebih besar.
Menurut laporan dalam Journal of the Royal Army Medical Corps, paparan CS gas dapat menimbulkan bronkospasme parah pada penderita asma (Hout & White, 1992). Studi lain dalam Human & Experimental Toxicology menunjukkan adanya risiko komplikasi serius pada pernapasan dan mata jika paparan dalam dosis tinggi atau berulang (Hout, White, & Morris, 1992).
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Gas Air Mata?
- Segera menjauh dari sumber paparan.
- Cuci muka dengan air bersih yang mengalir.
- Ganti pakaian yang terkontaminasi.
- Hindari mengucek mata secara langsung.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan, terutama bila Anda memiliki riwayat penyakit jantung, paru, atau sedang hamil.
Kesimpulan
Gas air mata memang tidak dimaksudkan untuk membunuh, tetapi tetap berbahaya bagi kesehatan, terutama jika paparan terjadi berulang atau dalam intensitas tinggi. Jangan anggap sepele gejala seperti sesak napas, nyeri dada, atau gangguan penglihatan setelah terpapar.
👉 Untuk penanganan lebih lanjut dan memastikan kondisi tubuh tetap aman, segera lakukan pemeriksaan kesehatan di Medizen Clinic.
Referensi
- Hout, P. J., & White, C. S. (1992). Exposure to orthochlorobenzylidene malononitrile (CS gas) in a confined space. Journal of the Royal Army Medical Corps, 138(1), 49-52. https://doi.org/10.1136/jramc-138-01-09
- Hout, P. J., White, C. S., & Morris, I. R. (1992). CS exposure–a clinical and toxicological review. Human & Experimental Toxicology, 11(5), 367-372. https://doi.org/10.1177/096032719201100508