Skip to main content

BMKG Warning: Cuaca Panas Ekstrem — Apa yang Perlu Dihindari & Penyakit yang Bisa Muncul

BMKG Warning: Cuaca Panas Ekstrem, Hindari Matahari Langsung di Jam Ini

BMKG baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengenai cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Suhu udara di beberapa daerah tercatat mencapai 36–38°C dengan indeks UV sangat tinggi. Kondisi ini bukan sekadar membuat tidak nyaman, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius bila tidak diantisipasi dengan baik.

Fenomena gelombang panas atau heatwave adalah kondisi ketika suhu tinggi berlangsung selama beberapa hari berturut-turut. Dalam situasi seperti ini, tubuh manusia berjuang keras untuk menjaga kestabilan suhu internal. Ketika mekanisme pendinginan alami tubuh seperti berkeringat tidak lagi efektif, risiko penyakit akibat panas atau heat-related illnesses meningkat tajam.

BMKG menyarankan masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar matahari pada pukul 10.00 hingga 16.00. Pada rentang waktu tersebut, intensitas panas dan radiasi UV mencapai puncaknya. Jika terpaksa beraktivitas di luar ruangan, gunakan pelindung seperti topi, payung, atau pakaian longgar berwarna terang, dan jangan lupa untuk selalu membawa air minum agar terhindar dari dehidrasi.

Paparan panas ekstrem dapat memicu berbagai penyakit. Kondisi yang paling sering muncul adalah dehidrasi, di mana tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk. Gejalanya berupa mulut kering, lemas, dan warna urine yang pekat. Jika tidak segera diatasi, dapat berkembang menjadi heat exhaustion yang ditandai dengan keringat berlebih, pusing, mual, dan kulit terasa panas. Dalam kondisi lebih parah, dapat terjadi heat stroke, yaitu kegagalan sistem tubuh dalam mengatur suhu yang berpotensi menyebabkan kerusakan organ dan kematian bila tidak segera ditangani.

Selain itu, suhu tinggi juga dapat memperburuk penyakit kronis seperti gangguan jantung, hipertensi, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Studi dalam The Lancet tahun 2021 menunjukkan bahwa gelombang panas berhubungan erat dengan peningkatan risiko rawat inap akibat penyakit kardiovaskular dan respirasi. WHO juga menegaskan bahwa cuaca panas ekstrem dapat meningkatkan angka mortalitas, terutama pada lansia, anak-anak, dan individu dengan kondisi medis tertentu.

Untuk mencegah dampak negatif cuaca panas, penting menjaga hidrasi tubuh dengan cukup minum air putih, menghindari konsumsi berlebihan kafein dan alkohol, serta beristirahat di tempat yang sejuk. Penggunaan pendingin ruangan atau kipas angin dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Jika mulai merasa pusing, mual, atau lemas setelah terpapar panas, segera pindah ke tempat teduh dan lakukan pendinginan.

Kondisi panas ekstrem ini adalah peringatan nyata bahwa tubuh memerlukan perlindungan ekstra. Jangan menunggu hingga gejala muncul baru bertindak. Pastikan daya tahan tubuh tetap optimal dengan pola makan seimbang, istirahat cukup, dan asupan vitamin yang memadai.

Untuk perlindungan tambahan, Anda dapat melakukan Vitamin Infusion & Booster Therapy di Medizen Clinic. Terapi ini membantu meningkatkan hidrasi dan daya tahan tubuh agar tetap kuat menghadapi suhu ekstrem. Segera lakukan reservasi sekarang — slot terbatas selama periode cuaca panas ekstrem ini! Jaga kesehatan Anda sebelum terlambat, karena pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.

Referensi:

  • BMKG. Suhu Panas Landa Sejumlah Wilayah Indonesia: BMKG Ungkap Penyebab dan Potensinya ke Depan. Siaran Pers, Oktober 2025.
  • World Health Organization. Heat and Health. WHO, 2024.
  • Ebi KL et al. Hot Weather and Heat Extremes: Health Risks. The Lancet, 2021.
  • Sorensen C. Treatment and Prevention of Heat-Related Illness. New England Journal of Medicine, 2022.
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Heat-Related Illnesses Guidance & References., 2024.

Leave a Reply