Skip to main content

Galgah — Lawan Kata Haus yang Baru Masuk KBBI: Kenapa Penting Menyambungkannya dengan Dehidrasi, Risiko Penyakit, dan Tindakan yang Harus Dilakukan

Kata galgah baru saja dicatat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai lawan kata haus, berarti “(sudah) lega atau segar kerongkongan karena minum”. Meskipun pengakuan kosakata ini relevan secara bahasa, secara kesehatan penting memahami bahwa tidak terasa haus (atau sudah merasa galgah) tidak selalu menjamin status hidrasi yang adekuat. Artikel singkat ini menjelaskan arti istilah, penyebab dehidrasi, penyakit yang mungkin timbul akibat dehidrasi, langkah tindakan awal, dan mengapa segera berkonsultasi ke dokter (mis. Medizen Clinic) bisa menyelamatkan fungsi tubuh—dengan urgensi yang jelas. (Gaya ringan, tetap disertai rujukan ilmiah.)

1. Apa itu galgah menurut KBBI?

KBBI VI Daring mencatat entri galgah sebagai kata sifat yang berarti sudah lega atau segar kerongkongan karena minum; tidak dahaga. Penambahan kata ini memperkaya kosakata sehari-hari untuk mendeskripsikan sensasi “sudah tidak haus”.

2. Mengapa “tidak haus” (galgah) tidak selalu berarti cukup cairan?

Rasa haus adalah salah satu sinyal tubuh untuk minum, tetapi bukan satu-satunya indikator hidrasi. Di banyak situasi—mis. pada lansia, selama paparan panas ekstrem, atau saat penggunaan obat tertentu—rasa haus bisa berkurang sementara tubuh tetap kehilangan cairan. Literatur klinis menyatakan bahwa gejala dan tanda dehidrasi bisa halus dan tidak selalu sesuai dengan sensasi haus; karenanya evaluasi klinis atau pemeriksaan sederhana (mis. pengecekan warna urine, frekuensi kencing, atau tanda vital) lebih andal untuk menilai hidrasi.

3. Penyebab umum dehidrasi

Beberapa penyebab dehidrasi yang sering ditemui:

  • Kehilangan cairan berlebih: keringat berlebih (aktivitas berat atau cuaca panas), demam, diare atau muntah.
  • Asupan cairan tidak memadai: lupa minum, akses air terbatas, atau berpuasa lama. 
  • Kondisi medis / obat: diuretik, diabetes dengan poliuria, gangguan kesadaran, atau gangguan pada sistem saraf yang mengurangi rasa haus.

4. Apa penyakit / komplikasi yang bisa timbul akibat dehidrasi?

Dehidrasi ringan → lelah, pusing, sakit kepala. Jika tidak segera ditangani, risiko meningkat menjadi:

  • Gagal ginjal akut (AKI) — perfusi ginjal menurun sehingga fungsi ginjal bisa terganggu; beberapa studi menunjukkan hubungan kuat antara dehidrasi/parahnya status hidrasi dan peningkatan risiko AKI.
  • Gangguan elektrolit (mis. natrium tidak seimbang) yang dapat memicu kejang atau perubahan status mental.
  • Syok hipovolemik dan kegagalan organ bila kehilangan cairan masif (khususnya pada bayi/anak kecil dan lansia).

5. Apa yang harus dilakukan? 

Langkah awal (rumah / non-darurat):

  1. Minum cairan yang mengandung elektrolit jika ada (oralit/ORS) saat diare atau muntah; air saja tidak selalu cukup ketika kehilangan garam besar. WHO & pedoman klinis merekomendasikan ORS sebagai pengobatan garis depan untuk dehidrasi akibat diare.
  2. Istirahat, kurangi aktivitas fisik, dan hindari paparan panas. 
  3. Monitor: warna urine (jika pekat → kemungkinan dehidrasi), jumlah kencing, dan gejala seperti pusing, kebingungan, atau napas cepat.

Kapan ke dokter / UGD:

  • Gejala berat (pingsan, kebingungan, tidak bisa minum, muntah terus-menerus, urine sangat sedikit atau tidak ada).
  • Pasien lansia, bayi, atau penderita penyakit kronis (jantung/ ginjal/diabetes) harus dievaluasi segera oleh tenaga kesehatan.

Di fasilitas kesehatan: pemeriksaan status cairan, elektrolit serum, dan bila perlu cairan intravena untuk rehidrasi cepat atau perawatan lanjutan.

6. Rekomendasi praktis untuk pembaca 

  • Jangan hanya berharap pada rasa haus: biasakan minum rutin setiap beberapa jam, terutama saat cuaca panas atau aktivitas berat.
  • Sediakan oralit/ORS di rumah jika ada riwayat diare atau muntah yang hebat.
  • Jika merasa pusing hebat, lemah tak wajar, kebingungan, atau penurunan keluaran urine, segera konsultasi dokter. Ini tanda urgensi—jangka waktu menangani dehidrasi berat dapat menentukan pemulihan ginjal dan menurunkan risiko komplikasi serius.

Meskipun kamu sudah merasa “galgah”, jangan tunggu gejala berat. Jika kamu mengalami gejala yang mengarah pada dehidrasi (pusing, urine sedikit, kelemahan) — booking konsultasi dokter di Medizen sekarang untuk pemeriksaan cepat dan saran rehidrasi profesional. Slot konsultasi cenderung cepat terisi, dan penanganan dini dapat mencegah risiko kerusakan ginjal atau rawat inap. Segera konsultasi — lebih cepat ditangani, lebih besar peluang pulih tanpa komplikasi.

Kesimpulan

Masuknya kata galgah ke KBBI memberikan padanan bahasa yang menarik untuk “tidak haus”, namun dari sisi kesehatan kita tidak boleh mengandalkan perasaan itu saja. Dehidrasi bisa terjadi meski terasa galgah—dan jika dibiarkan, dapat menyebabkan komplikasi serius termasuk gangguan ginjal. Minum rutin, gunakan ORS saat perlu, dan jangan ragu konsultasi dokter (mis. Medizen Clinic) — terutama bila gejala mengganggu. Tindakan cepat menyelamatkan fungsi tubuh.

Referensi

  1. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa — entri Galgah (KBBI VI Daring). 
  2. Taylor K., dkk. Adult Dehydration. StatPearls. 2022. (Ulasan klinis tentang definisi, manifestasi, dan manajemen dehidrasi pada dewasa).
  3. El-Sharkawy A.M., dkk. Hyperosmolar dehydration: A predictor of kidney injury and mortality. (2020) — hubungan antara dehidrasi dan risiko Acute Kidney Injury (AKI).
  4. World Health Organization. Oral rehydration salts (ORS). Pedoman pencegahan dan pengobatan dehidrasi akibat diare.
  5. Lacey J., dkk. A multidisciplinary consensus on dehydration. 2019. (Pembahasan bahwa tanda klinis dehidrasi di orang dewasa bisa halus dan tidak selalu andal).

Leave a Reply