Skip to main content
General HealthWhat's New

Kasus Keracunan Massal Siswa MBG: Pengingat — Keracunan Bisa Terjadi di Mana Saja, pada Siapa Saja

By 6 October 2025No Comments

Kasus Keracunan Massal Siswa MBG: Pengingat — Keracunan Bisa Terjadi di Mana Saja, pada Siapa Saja

1. Mengapa kasus MBG jadi pengingat penting?

Kejadian keracunan massal di program makan sekolah menunjukkan bahwa faktor produksi, penyimpanan, dan distribusi makanan berskala besar memperbesar risiko wabah. Selain dampak akut (mual, muntah, diare, dehidrasi), kejadian seperti ini juga menuntut investigasi cepat untuk menemukan sumber dan mencegah kasus lanjutan.

2. Kapan harus melakukan pemeriksaan (cek) keracunan makanan?

Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan bila:

  • Gejala muncul segera/tiba-tiba setelah makan dan ada muntah/diare berulang.
  • Tanda dehidrasi (mulut kering, sedikit/tiada buang air kecil, lemas).
  • Demam tinggi (>38,5°C), adanya darah pada tinja, atau nyeri perut hebat.
  • Korban adalah anak kecil, lansia, ibu hamil, atau pasien dengan penyakit kronis — karena berisiko komplikasi lebih tinggi.

Keputusan untuk memeriksa dan jenis pemeriksaan disesuaikan dengan berat gejala. Panduan klinis merekomendasikan rehidrasi cepat sebagai langkah prioritas dan pemeriksaan lebih lanjut bila ada tanda berat.

3. Cek apa saja yang biasanya dibutuhkan?

Berikut daftar pemeriksaan yang sering direkomendasikan dalam evaluasi keracunan makanan (dapat dilakukan di klinik seperti Medizen atau rumah sakit):

A. Pemeriksaan klinis & riwayat

  • Anamnesis makanan terakhir, siapa saja yang makan bersama, waktu muncul gejala — penting untuk menduga penyebab dan men-trigger investigasi epidemiologis.

B. Pemeriksaan darah (laboratorium)

  • Complete Blood Count (CBC) — melihat leukositosis (infeksi) atau perubahan hematokrit (dehidrasi).
  • Elektrolit serum (Na⁺, K⁺, Cl⁻, HCO₃⁻) — muntah/diare bisa menyebabkan gangguan elektrolit yang berbahaya.
  • Ureum & kreatinin — menilai fungsi ginjal, deteksi dampak dehidrasi berat.
  • Fungsi hati (AST/ALT, bilirubin) — bila dicurigai toksin atau keterlibatan hati.
  • Kultur darah hanya bila dicurigai bakteremia (mis. demam tinggi, kondisi sistemik).

C. Pemeriksaan feses / patogen

  • Pemeriksaan feses (mikroskopis, kultur, antigen/PCR multiplex) untuk mendeteksi bakteri (Salmonella, Shigella, Campylobacter), virus (norovirus, rotavirus), atau parasit. Metode molekuler (PCR/multiplex) semakin banyak dipakai untuk diagnosis cepat dan sensitif.

D. Pemeriksaan lain (jika perlu)

  • Tes toksin pada makanan atau muntahan melalui otoritas kesehatan/pusat racun (bila dicurigai toksin kimia/biologis). Dokumentasi dan penyimpanan contoh makanan penting untuk investigasi.

4. Penanganan awal (ringkas dan praktis)

  1. Rehidrasi: ORS (oral rehydration solution) untuk dehidrasi ringan–sedang; IV cairan untuk dehidrasi berat. Panduan internasional menegaskan ORS sebagai terapi lini pertama.
  2. Kontrol gejala: antiemetik/antidiare sesuai indikasi — penggunaan antidiarrheal sistemik harus hati-hati pada kasus tertentu.
  3. Antibiotik: hanya bila ada indikasi (mis. demam tinggi, darah di tinja, bukti bakteri invasif) dan sesuai kultur/hasil pemeriksaan.
  4. Pelaporan & isolasi sumber: simpan bukti makanan, laporkan ke dinas kesehatan agar penyelidikan sumber dapat dilakukan dan wabah dihentikan.

Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala setelah menyantap makanan program MBG atau makanan massal lainnya, jangan menunda pemeriksaan. Di Medizen Clinic, kami menyediakan pemeriksaan klinis cepat, pemeriksaan darah dasar (CBC, elektrolit, fungsi ginjal), dan rujukan untuk pemeriksaan feses/kultur bila diperlukan. Segera cek keracunan makanan di Medizen — cepat tangani, cegah komplikasi.

Kasus keracunan massal MBG adalah pengingat: keamanan makanan adalah tanggung jawab banyak pihak — dari penyiap, penanganan, hingga konsumen. Bagi orang tua dan pekerja kesehatan: kenali gejala, lakukan rehidrasi segera, dan konsultasikan ke fasilitas kesehatan bila gejala menetap atau berat. Untuk pemeriksaan dan penanganan cepat, Medizen siap membantu.

Referensi

  1. World Health Organization. Food safety. WHO fact sheet. 2024.
  2. Infectious Diseases Society of America (IDSA). Clinical Practice Guidelines: Infectious Diarrhea. Clin Infect Dis. 2017;65(12):1963–1973. doi:10.1093/cid/cix959
  3. Stuempfig ND, Seroy J. Viral Gastroenteritis. StatPearls Publishing; 2023.
  4. Priyanka B, et al. A review on detection methods used for foodborne pathogens. Adv Biotech & Micro. 2016;1(2):1–9. doi:10.19080/AIBM.2016.01.555572
  5. American Academy of Family Physicians. Oral rehydration therapy for acute diarrhea in adults. Am Fam Physician. 2020;101(3):170–176.
  6. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Steps to investigate a foodborne illness outbreak. 2021.

Leave a Reply