Pernah merasa gigi nyeri saat mengunyah, tapi waktu dicek, giginya kelihatan normal? Nggak ada lubang, nggak ada pembengkakan, tapi rasa ngilu itu nyata. Hati-hati, bisa jadi itu gejala Cracked Tooth Syndrome (CTS) β kondisi gigi yang retak halus dan sering luput dari deteksi.
Yuk, kenali lebih lanjut tentang CTS dan mengapa kamu nggak boleh mengabaikannya!
Apa Itu Cracked Tooth Syndrome?
Cracked Tooth Syndrome (CTS) adalah kondisi di mana gigi mengalami retakan kecil (mikro-retak) yang tidak terlihat secara kasat mata atau bahkan melalui rontgen gigi biasa. Retakan ini biasanya terjadi pada gigi belakang (premolar atau molar) karena tekanan kunyah yang tinggi.
Menurut American Association of Endodontists, CTS merupakan salah satu penyebab nyeri gigi yang sering sulit didiagnosis karena gejalanya tidak konsisten dan retakannya tersembunyi (American Association of Endodontists, 2023).
Gejala Cracked Tooth Syndrome
Beberapa gejala CTS yang sering muncul antara lain:
- π¦· Nyeri tajam saat menggigit atau mengunyah, terutama saat melepaskan tekanan
- π§ Sensitif terhadap makanan panas atau dingin
- β Nyeri sulit ditunjukkan lokasinya
- π€·ββοΈ Gigi terlihat normal saat diperiksa, tanpa lubang atau pembengkakan
Gejala ini sering datang dan pergi, sehingga banyak orang mengabaikannya sampai retakannya makin parah dan menyebabkan infeksi atau kerusakan saraf.
Penyebab CTS
CTS bisa disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
- Menggigit benda keras (es batu, pensil, biji buah)
- Bruxism (kebiasaan mengertakkan gigi saat tidur)
- Tambalan besar yang melemahkan struktur gigi
- Trauma pada gigi
- Penuaan alami (gigi semakin rapuh seiring usia)
Bahayanya Kalau Dibiarkan
Kalau dibiarkan tanpa perawatan, retakan pada gigi bisa menembus pulpa (bagian dalam gigi yang berisi saraf), menyebabkan infeksi, nyeri kronis, hingga harus dicabut. Semakin cepat retakan ditemukan, semakin besar kemungkinan gigi bisa diselamatkan.
Menurut Rivera and Walton (2015) dalam bukunya Endodontics: Principles and Practice, perawatan dini seperti pemasangan mahkota atau perawatan saluran akar dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan menyelamatkan gigi.
Bagaimana Cara Diagnosisnya?
Diagnosis CTS butuh ketelitian. Dokter gigi biasanya menggunakan:
- Pemeriksaan visual dengan bantuan kaca pembesar atau lampu khusus
- Pewarna khusus untuk menyorot retakan
- Tes gigit menggunakan alat tekanan
- Rontgen gigi (meski tidak selalu efektif melihat retakan kecil)
Kapan Harus ke Dokter Gigi?
Kalau kamu merasakan nyeri saat menggigit, terutama kalau tidak ada lubang gigi yang terlihat, sebaiknya langsung periksa ke dokter gigi. Deteksi dini bisa menyelamatkan gigi kamu dari perawatan mahal di kemudian hari.
π‘ Jangan Tunggu Sakitnya Datang Lagi!
Kalau kamu merasa ada gejala CTS, atau bahkan ingin sekadar cek kondisi gigi secara menyeluruh, Medizen Clinic siap bantu kamu.
π Kami punya tim dokter gigi profesional dan peralatan modern untuk deteksi CTS dan masalah gigi lainnya.
β¨ Lokasi strategis di SCBD β cocok untuk kamu para pekerja kantoran yang ingin cek gigi tanpa harus jauh-jauh.
π¦· Booking konsultasi sekarang dan #LindungiGigiMu sebelum terlambat!
Referensi
- American Association of Endodontists. (2023). Cracked Teeth.
- Rivera, E. M., & Walton, R. E. (2015). Endodontics: Principles and Practice (5th ed.). Elsevier Health Sciences.
- Talwar, S., & Arya, A. (2016). Cracked tooth syndrome: An elusive diagnosis. Journal of Restorative Dentistry, 4(3), 121β125.
- Banerjee, S., et al. (2010). The cracked tooth: A review. British Dental Journal, 208(10), 459β465.Β