Skip to main content

Sakit Gigi Bisa Bikin Sakit Kepala? Ini Alasannya!

Sakit gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh banyak orang. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan di area mulut, tetapi juga dapat memicu berbagai dampak lain, termasuk sakit kepala. Hubungan antara sakit gigi dan sakit kepala sering kali kurang dipahami, padahal keduanya memiliki keterkaitan yang erat secara medis. Artikel ini akan membahas bagaimana sakit gigi dapat menyebabkan sakit kepala serta pentingnya pemeriksaan gigi secara rutin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Mekanisme Sakit Gigi yang Menyebabkan Sakit Kepala

1. Hubungan Saraf Trigeminal

Salah satu alasan utama mengapa sakit gigi dapat menyebabkan sakit kepala adalah karena keterlibatan saraf trigeminal. Saraf trigeminal adalah saraf kranial terbesar yang bertanggung jawab atas sensasi di wajah, termasuk gigi dan gusi (Sessle, 2016). Ketika terjadi infeksi atau peradangan pada gigi, saraf trigeminal dapat teriritasi dan mengirimkan sinyal nyeri ke otak, yang kemudian diterjemahkan sebagai sakit kepala.

2. Infeksi Gigi dan Peradangan

Infeksi gigi yang parah, seperti abses gigi, dapat menyebabkan peradangan yang menjalar ke jaringan sekitarnya, termasuk sinus dan otot di sekitar wajah. Penelitian menunjukkan bahwa infeksi pada gigi dapat menyebabkan pelepasan zat peradangan (sitokin) yang dapat memicu respons nyeri di area kepala (Renton, 2018). Inilah sebabnya mengapa penderita sakit gigi sering kali juga mengalami sakit kepala yang berdenyut.

3. Bruxism (Kebiasaan Menggemeretakkan Gigi)

Bruxism adalah kebiasaan menggemeretakkan atau mengatupkan gigi secara tidak sadar, terutama saat tidur. Kebiasaan ini dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot rahang dan sekitar kepala, yang akhirnya memicu sakit kepala tipe tegang (tension-type headache). Studi yang dilakukan oleh Balasubramaniam et al. (2015) menyatakan bahwa bruxism kronis dapat meningkatkan risiko sakit kepala akibat tekanan berulang pada sendi temporomandibular (TMJ).

4. Gigi Impaksi dan Nyeri yang Menyebar

Gigi impaksi, terutama gigi bungsu yang tumbuh miring atau tidak keluar sepenuhnya, dapat menyebabkan tekanan pada saraf di sekitar rahang. Tekanan ini dapat merangsang saraf di sekitar wajah dan menyebabkan rasa sakit yang menjalar hingga ke kepala. Menurut penelitian oleh Madani et al. (2020), pasien dengan gigi bungsu impaksi memiliki risiko lebih tinggi mengalami sakit kepala akibat tekanan berulang pada jaringan saraf di sekitar rahang.

Dampak Sakit Gigi yang Berkelanjutan terhadap Kesehatan

Sakit gigi yang dibiarkan tanpa pengobatan tidak hanya menyebabkan sakit kepala, tetapi juga dapat berdampak pada berbagai aspek kesehatan lainnya, seperti:

  • Gangguan tidur: Nyeri akibat sakit gigi dapat mengganggu kualitas tidur, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko migrain (Smith et al., 2017).
  • Gangguan konsentrasi: Nyeri yang terus-menerus dapat mengurangi fokus dan produktivitas seseorang, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun pekerjaan.
  • Peningkatan risiko infeksi sistemik: Infeksi gigi yang tidak diobati dapat menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk sinus dan bahkan otak dalam kasus yang parah (Brook, 2016).

Pentingnya Pemeriksaan Gigi Secara Rutin

Menghindari sakit gigi dan dampaknya terhadap sakit kepala dapat dilakukan dengan perawatan gigi yang baik dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari dan menggunakan benang gigi.
  2. Menghindari konsumsi makanan yang dapat merusak gigi, seperti makanan manis dan minuman bersoda yang dapat menyebabkan karies gigi.
  3. Melakukan pemeriksaan gigi secara rutin, minimal setiap enam bulan sekali, untuk mendeteksi masalah gigi sejak dini.
  4. Berkonsultasi dengan dokter gigi jika mengalami nyeri berkepanjangan, terutama jika sakit gigi disertai dengan sakit kepala yang sering terjadi.

Kesimpulan

Sakit gigi bukan hanya masalah di area mulut, tetapi juga dapat menyebabkan sakit kepala melalui mekanisme saraf dan peradangan. Kondisi ini dapat diperburuk oleh faktor seperti bruxism, gigi impaksi, dan infeksi gigi yang tidak segera ditangani. Oleh karena itu, pemeriksaan gigi secara rutin sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Medizen Clinic menawarkan layanan pemeriksaan gigi yang komprehensif untuk memastikan kesehatan gigi dan mulut tetap terjaga. Jangan abaikan kesehatan gigimu, karena gigi yang sehat berarti tubuh yang sehat!

Referensi

  1. Balasubramaniam, R., Klasser, G. D., & Delcanho, R. E. (2015). “Bruxism and its effect on the masticatory system: An evidence-based review.” Journal of Oral Rehabilitation, 42(5), 418-428.
  2. Brook, I. (2016). “The role of bacteria in oral infections and systemic diseases.” Oral Diseases, 22(1), 1-8.
  3. Madani, D., Khosravi, R., & Shirzaiy, M. (2020). “Impacted third molars and associated symptoms: A retrospective study of prevalence and complications.” Journal of Clinical and Diagnostic Research, 14(2), 105-110.
  4. Renton, T. (2018). “Dental causes of headache and migraine.” British Dental Journal, 224(7), 513-521.
  5. Sessle, B. J. (2016). “Neurophysiology of orofacial pain.” Dental Clinics of North America, 60(1), 1-18.
  6. Smith, M. T., Finan, P. H., Buenaver, L. F., et al. (2017). “The impact of poor sleep on pain: Neurobiological mechanisms and clinical implications.” Journal of Pain Research, 10, 1291-1300.
drg. Irene Kusumo

Lulus dari Universitas Trisakti, drg. Irene Kusumo memberikan perspektif inovatif dalam perawatan gigi. drg. Irene fokus pada pasien, dan berupaya menciptakan lingkungan di mana pasien dapat merasa nyaman, aman, dan tenteram. Dia sangat memperhatikan detail dan memberikan pasiennya senyuman yang layak mereka dapatkan!

Leave a Reply